Senin, Januari 06, 2014

ASEP DENI MELESTARIKAN BUDAYA MELALUI BUDIDAYA AYAM PELUNG

Majalengka,Aktual.id

Berawal dari rasa prihatin terhadap prilaku masyarakat yang hobi memelihara ayam adu  ( ras bangkok ) sebagai hobi yang identik dengan kegiatan negatif ( lomba sambung ayam ), Asep Deni warga Kecamatan Cikijing Kabupaten Majalengka memulai merintis dalam mengubah sudut pandang masyarakat terhadap kebiasaan buruk sambung ayam.Maka dalam tahun 2010 Asep Deni yang juga merupakan pengusaha muda,merintis ternak ayam PELUNG bersama komunitas penghobi ayam pelung lainnya.



Awalnya Asep Deni merintis Ayam pelung di Kota Bekasi,ia mencoba dengan Komunitas pecinta Ayam pelung untuk lebih mempopulerkan Ayam Pelung yang punya nilai seni tinggi dan budaya,Menurtut Asep Deni dengan melestarikan dan mencintai Budidaya Ayam Pelung akan menghargai budaya kita sendiri dan hal yang lebih penting bagi Asep Deni dan Komunitasnya adalah bagai mana membawa perubahan pada prilaku masyarakat yang hobi memeliahara ayam yang nantinya di pakai untuk adu ( judi sambung Ayam ),Asep Deni Merasa prihatin karena Ras Ayam Bangkok dan Taiwan justru harus merajai di negeri kita,kenapa tidak membuat suatu kebanggaan dengan Ras Ayam kita sendiri yang ternyata mempunyai nilai yang lebih tinggi seperti ayam pelung.
Kini ternak dan budidaya Ayam Pelung milik Asep Deni sudah mempunyai 2500 ayam Pelung di tiga Kandang yang ia miliki yaitu di kandang Cikijing Majalengka,Cianjur dan bekasi,ayam pelung ternakan Asep Deni yang di namakan BAP PELUNG FARM dari bibit yang berkualitas,dan salah satu indukan ayam pelung dari BAP pelung farm sudah menyandang juara tingkat nasional.Dari pengelolaan dan pemeliharaan yang profesional dengan ahlinya BAP pelung farm sudah mengantongi seabreg prestasi,ini terlihat berjejernya piala dan penghargaan di ruang kantor BAP pelung farm yang beralamat di Jalan Raya Ciamis Kecamatan Cikijing.
Berkat keuletan dan ketekunan Asep Deni kini ia di percaya sebagai ketua 1 pengurus DPP Pengembangan Plasma Nuftah Jawa Barat.Menurut Asep Deni Bersama DPP ia selalu mendukung dalam setiap kegiatan kebudayaan yang ada di seluruh Jawa Barat ( Tatar Sunda ).
Cita cita mulia Asep Deni ingin membuat kampung ayam pelung di tanah kelahirannya.
Diakhir obrolan dengan Aktual.id Asep Deni sempat membeberkan sekilas sejarah Ayam pelung.ini perlu agar kita lebih memaknai dan mencintai Ras Ayam yang asli dari negeri kita sendiri,

Ayam Pelung merupakan ayam peliharaan asal Cianjur, sejenis ayam asli Indonesia dengan tiga sifat genetik, yaitu suara berkokok yang panjang mengalun, pertumbuhannya cepat dan postur badannya yang besar. Secara fisik, ayam yang menjadi ciri khas Cianjur ini memang terkesan besar, beratnya saja bisa mencapai 5-6 kg untuk ayam jantan dewasa dan tingginya antara 40 sampai 50 centimeter.
Dengan kelebihan itulah ayam pelung sering dijadikan arena kontes untuk dinilai, baik dari bentuk, warna dan suaranya. Pada mulanya kontes ini diselenggarakan antar teman yang sama-sama penggemar ayam pelung. Dahulu ajang ini disebut kongkur (conqour) dan sampai sekarang sebutan tersebut masih sering dipakai.

Kongkur biasanya diadakan antara bulan April sampai Juni dan diadakan di lapangan yang luas dan rimbun dari pepohonan serta tidak berisik. Biasanya setiap penyelenggaraan kongkur selalu ramai disaksikan oleh penduduk setempat. Kriterian penilaian mulai dari kesehatan, bentuk, umur, dan suara. Secara fisik ayam pelung tidak terlalu beda dengan ayam kampung biasa, yang menjadi ciri khas dan keunikan ayam pelung ini adalah suara berkokoknya. Bila ayam ini dirawat dan dilatih dengan baik, maka akan menghasilkan suara berkokoknya yang begitu merdu didengar. Ada yang berkokok dengan suara yang panjang, ada yang berirama dan ada juga yang bersuara unik di tengah kukurannya, contohnya “ela-elu-ela” “oooooook”

Kelebihan inilah yang menjadikan ayam pelung dikenal banyak orang, bahkan sampai keluar negeri. Untuk itulah, guna melestarikan dan mengangkat nama ayam pelung ini serta untuk memberikan daya tarik daerah, setiap tahun diadakan kontes ayam pelung yang diikuti pemilik dan pemelihara ayam pelung se-Jawa-Barat dan DKI Jakarta. Ayam pelung terbaik yang menjadi juara kontes harganya bisa mencapai jutaan rupiah.

Sejarah Ayam Pelung
Ada dua pendapat yang menyatakan tentang asal muasal dari ayam pelung ini. Pertama, ayam pelung mulai dipelihara dan dikembang biakan pada tahun 1850 oleh seorang Kiai bernama H. Djarkasih, seorang penduduk Desa Bunikasih, Kecamatan Warung Kondang. Suatu ketika ia bermimpi bertemu dengan Eyang Suryakancana, yang merupakan putera Bupati Cianjur pertama. Dalam mimpi tersebut H. Djarkasih disuruh Eyang Suryakancana mengambil seekor ayam jantan yang disimpan di suatu tempat. Keesokan harinya saat sedang mencangkul di kebun, ia menemukan seekor anak ayam jantan yang besar dan tinggi. Kemudian ayam itu dipelihara dan setahun kemudian kokoknya terdengar enak dan berirama merdu.

Pendapat yang kedua, menyatakan bahwa pada 1940 seorang penduduk Desa Jambudipa, Kecamatan Warungkondang yang bernama H. Kosim sedang bertamu kepada Gurunya. Saat itulah ia melihat seekor ayam betina sedang bersama anak-anaknya. Salah satu anak ayam tersebut terlihat berbeda, terlihat lebih besar, tinggi dan berbulu jarang. Kemudian ayam tersebut dipelihara dan dirawat dengan baik sehingga menghasilkan suara yang merdu.

Kini ayam pelung sudah banyak dikembangbiakkan di daerah pedesaan di Cianjur. Untuk mendapatkan bibit ayam ini bisa datang ke Kecamatan Warungkondang, Pacet, Cugenang, Cianjur dan Cempaka. Sedangkan untuk mendapatkan ayam pelung yang sudah menghasilkan suara bagus, Anda harus merogoh kocek lumayan besar, karena harganya bisa mencapai 10-20 juta per ekor. Sedangkan untuk ayam betinanya yang masih berproduksi bernilai 500 ribu sampai 800 ribu. Harga yang tidak murah bila dibandingkan dengan ayam biasa. Tapi bagi yang hobi dan mencintai keunikan, harga ayam pelung ini sudah sebanding dengan kelebihannya.


Syamsul Bahri



Tidak ada komentar:

Posting Komentar