Jumat, Desember 20, 2013

MILANGKALA TALAGA KA 720 ( NGAGUAR SAJARAH TALAGA MANGGUNG)



Pemerintahan Sunan Talaga Manggung
Sunan Talaga Manggung merupakan raja yang terkenal sampai sekarang karena sikap beliau yang adil dan bijaksana serta perhatian beliau terhadap agama Hindu, pertanian, pengairan, kerajinan, serta kesenian rakyat. Hubungan baik terjalin dengan kerajaan-kerajaan tetangga maupun kerajaan yang jauh, seperti misalnya dengan Kerajaan Majapahit, Kerajaan Pajajaran, Kerajaan Cirebon maupun Kerajaan Sriwijaya. Beliau berputera dua, yaitu : (1) Raden Pangrurah, dan (2) Ratu Simbarkancana.
Raja wafat akibat penikaman yang dilakukan oleh suruhan Patih Palembang Gunung (menantunya–Pen.] yang bernama Centangbarang, tanpa diketahui oleh Ratu Simbarkancana dan masyarakat luas. Kemudian, karena Palembang Gunung merupakan menantu  Talaga Manggung (memperisteri Ratu Simbar Kancana), maka Palembang Gunung menggantikan Sunan Talaga Manggung sebagai raja.
Tidak beberapa lama kemudian Ratu Simbarkencana yang sudah tahu akan pengkhianatan Plembang Gunung dari hulubalang Citrasinga (atas dorongan Raden Kusumalaya Ajar Kutamanggu), membunuh Palembang Gunung dengan tusuk konde sewaktu ia tidur. Dengan meninggalnya Palembang Gunung, kemudian Ratu Simbarkancana menikah dengan Raden Kusumalaya Ajar Kutamanggu, keturuan Galuh (Kawali-Panjalu) dan dianugrahi 8 orang putera, diantaranya yang terkenal sekali adalah putera pertamanya yang bergelar Sunan Parung.

Pemerintahan Ratu Simbarkencana
Sekitar awal abad XIV Masehi, dalam tampuk pemerintahan Ratu Simbarkancana agama Islam sudah mulai menyebar ke daerah-daerah kekuasaannya dibawa oleh para santri dari Cirebon.
Pusat pemerintahan waktu itu oleh Ratu Simbarkancana dipindahkan dari “Sangiang Talaga” ke suatu daerah disebelah utaranya yang bernama Walangsuji dekat kampung Buniasih [dusun Kagok, Kecamatan Banjaran sekarang]. Setelah wafat, Ratu Simbarkancana digantikan oleh puteranya yang bergelar Sunan Parung.

Pemerintahan Sunan Parung
Masa pemerintahan Sunan Parung tidak lama, hanya beberapa tahun saja. Hal yang penting pada masa pemerintahannya adalah sudah adanya perwakilan pemerintahan yang disebut “kadaleman,” masing-masing “kadaleman” dikepalai oleh seorang Dalem (putra-putranya sendiri).  Kadaleman dimaksud antara lain Kadaleman Kulur, Sindangkasih [dalam ceritera lain Girilawungan; tidak ada Sindangkasih--ini akan kontroversi dengan "dongeng" Kerajaan Sindangkasih Nyi Rambut kasih], dan Jerokaso Maja. Sunan Parung mempunyai puteri tunggal bernama Ratu Sunyalarang atau Ratu Parung.
 Syams

Tidak ada komentar:

Posting Komentar