Pemerintahan Sunan Talaga Manggung
Sunan Talaga
Manggung merupakan raja yang terkenal sampai sekarang karena sikap beliau yang
adil dan bijaksana serta perhatian beliau terhadap agama Hindu, pertanian,
pengairan, kerajinan, serta kesenian rakyat. Hubungan baik terjalin dengan
kerajaan-kerajaan tetangga maupun kerajaan yang jauh, seperti misalnya dengan
Kerajaan Majapahit, Kerajaan Pajajaran, Kerajaan Cirebon maupun Kerajaan
Sriwijaya. Beliau berputera dua, yaitu : (1) Raden Pangrurah, dan (2) Ratu
Simbarkancana.
Raja wafat
akibat penikaman yang dilakukan oleh suruhan Patih Palembang Gunung
(menantunya–Pen.] yang bernama Centangbarang, tanpa diketahui oleh Ratu
Simbarkancana dan masyarakat luas. Kemudian, karena Palembang Gunung merupakan
menantu Talaga Manggung (memperisteri Ratu Simbar Kancana), maka
Palembang Gunung menggantikan Sunan Talaga Manggung sebagai raja.
Tidak
beberapa lama kemudian Ratu Simbarkencana yang sudah tahu akan pengkhianatan
Plembang Gunung dari hulubalang Citrasinga (atas dorongan Raden Kusumalaya Ajar
Kutamanggu), membunuh Palembang Gunung dengan tusuk konde sewaktu ia tidur.
Dengan meninggalnya Palembang Gunung, kemudian Ratu Simbarkancana menikah
dengan Raden Kusumalaya Ajar Kutamanggu, keturuan Galuh (Kawali-Panjalu) dan
dianugrahi 8 orang putera, diantaranya yang terkenal sekali adalah putera
pertamanya yang bergelar Sunan Parung.
Pemerintahan Ratu Simbarkencana
Sekitar awal
abad XIV Masehi, dalam tampuk pemerintahan Ratu Simbarkancana agama Islam sudah
mulai menyebar ke daerah-daerah kekuasaannya dibawa oleh para santri dari
Cirebon.
Pusat
pemerintahan waktu itu oleh Ratu Simbarkancana dipindahkan dari “Sangiang
Talaga” ke suatu daerah disebelah utaranya yang bernama Walangsuji dekat
kampung Buniasih [dusun Kagok, Kecamatan Banjaran sekarang]. Setelah wafat,
Ratu Simbarkancana digantikan oleh puteranya yang bergelar Sunan Parung.
Pemerintahan Sunan Parung
Masa
pemerintahan Sunan Parung tidak lama, hanya beberapa tahun saja. Hal yang
penting pada masa pemerintahannya adalah sudah adanya perwakilan pemerintahan
yang disebut “kadaleman,” masing-masing “kadaleman” dikepalai oleh seorang
Dalem (putra-putranya sendiri). Kadaleman dimaksud antara lain Kadaleman
Kulur, Sindangkasih [dalam ceritera lain Girilawungan; tidak ada
Sindangkasih--ini akan kontroversi dengan "dongeng" Kerajaan
Sindangkasih Nyi Rambut kasih], dan Jerokaso Maja. Sunan Parung mempunyai
puteri tunggal bernama Ratu Sunyalarang atau Ratu Parung.
Syams
Tidak ada komentar:
Posting Komentar