Senin, Desember 23, 2013
NYIRAMKEUN PUSAKA KERAJAAN ( MILANGKALA TALAGA MANGGUNG KE 720
Majalengka,Aktual.id
Acara puncak milangkala ( memperingati ) kerajaan Talaga Manggung Ke 720 yang berlangsung cukup meriah.Diawali dengan kirab kerajaan Talaga manggung, dan mendapat apresiasi yang luar biasa dari masyarakat,
Pengunjung yang datang dari luar kota untuk menyaksikan jalannya prosesi nyiramkeun Pusaka Kerajaan Talaga Manggung,diantaranya ada yang datang dari Karawang,cirebon,Ciamis,bahkan dari luar Jawa barat pun ada seperti datang dari jawa tengah,mereka datang ketalaga sehari sebelum acara puncak,dan mereka rela bermalam di rumah rumah penduduk sekitar musium,sebagian bermalam di teras musium Talaga Manggung.Mereka yang datang bukan sekedar untuk menyaksikan prosesi nyiramkeun tapi untuk mendapatkan air bekas nyuci pusaka,mereka menganggap air tersebut mempunyai karomah ( khasiat ).
Air yang di gunakan untuk mencuci ( nyiramkeun ) Pusaka Kerajaan talaga Manggung di ambil dari 9 Mata air yang ada di sekitar kerajaan talaga manggung,seperti dari Mata Air Gunung Bitung,Mata Air sanghiang dan lainnya.Sehingga sebagian masyarakat masih menganggap Air itu mempunyai karomah ( tuah ).
Dalam sambutannya TB Hasanudin mengatakan kalau kegiatan ini tidak musryk karena ini hanya sebuah prosesi budaya yang intinya untuk melestarikan budaya leluhur sebagai kearifan lokal.Dan masih menurut TB Hasanudin ( yang biasa di panggil kang Ence ) prosesi budaya saat ini tetap memakai cara islam walau budaya itu sendiri merupakan warisan agama Hindu dulunya,karena kerajaan Talaga Manggung yang setelah masa peralihan dari Budha ke islam masih meneruskan tradisi nyiramkeun Pusaka.Maka demi terpeliharanya budaya kita juga tetap melestarikan melalui suatu peringatan dan kegiatan budaya agar kita dapat mengambil nilai positif dari kegiatan tersebut,tandas TB.
Jalannya prosesi nyiramkeun yang menjadi perhatian masyarakat,diawali dengan penyerahan pusaka kerajaan,lalu di susul dengan mengisikan air yang di ambil dari 9 mata air oleh kuncen masing masing mata airnya untuk di campur dengan air bunga setaman,setelah itu baru prosesi nyiramkeun Pusaka Kerajaan,dan masyarakat yang mengikuti jalannya acara saling berebutan Air bekas nyiramkeun tersebut.
Yang menjadi suatu keprihatinan kurangnya respon dari pihak pemerintah Pemkab Majalengka,tak satu pun pejabat teras PEMKAB yang datang,dinas terkait seperti DISPARBUDPORA juga baru datang setelah acara selesai,sungguh sangat memprihatinkan,padahal ini merupakan aset budaya daerah yang perlu di lestarikan bersama sama antara masyarakat dan pemerintah.Keprihatinan ini di sampaikan salah satu tokoh Talaga yang tidak mau di tulis namanya.
Dilain kesempatan TB Hasanudin berharap tahun depan musium bisa terbangun,dan ini tanggung jawab pemerintah untuk membiayainya,Kita akan semaksimal mungkin berusaha agar Kerajaan Talaga Manggung bisa mempunyai Musium yang memenuhi standar musium nasional..
Syamsul Bahri
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar